InsKreaSi: Pelayanan Prima dalam Percepatan Pembelajaran

Pelayanan Prima dalam Percepatan Pembelajaran


Oleh : Drs. Supaat, M.Hum

Model pembelajaran modern, sesuai dengan yang telah dikembangkan dalam kurikulum 2013: quantum learning. Sebuah pembelajaran quantum learning berakar dari upaya Dr. George Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggestopedia”. Konsep ini pada prinsipnya menganggap bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negative. Oleh karena itu, model pembelajaran ini selalu menjadi agenda penting dalam implementasi kurikulum 2013, yang menekankan adanya student centered learning, pembelajaran yang berpusat pada keberadaan siswa.

Indikator pembelajaran dengan menggunakan teknik dan model ini dengan digunakannya sugesti positif dalam mendudukkan siswa secara nyaman dalam belajar di sekolah atau dalam proses pembelajaran di ruang kelas. Peran guru sebagai katalisator pembelajaran yang menyenangkan, guru mampu menciptakan orkestra pembelajaran yang merdu dalam kelas.  Para siswa dengan senang gembira melakukan upaya keras dalam belajar untuk meningkatkan prestasi diri. Meningkatkan partisipasi siswa secara individual bisa dengan menggunakan poster-poser untuk memberikan kesan secara impresif sambil menonjolkan informasi dan ini dibutuhkan peran serta guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti dan  seni pembelajaran persuasif, mampu mempengaruhi atau memberikan sugesti kepada para siswa belajar secara mandiri.

Istilah lain yang hampir dapat di
sejajarkan dengan suggestology adalah terminologi pemercepatan belajar (accelerated learning). Pemercepatan belajar dimaksudkan adalah sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Karena guru dan siswa mampu menciptakan suana kondusif dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga siswa belajar terhindar sama sekali dengan ketertekanan. Siswa akan butuh teknik-teknik belajar yang disugestikan oleh guru di kelas, seperti memberikan motivasi secara persuasif, memberikan wawasan kehidupan ke depan yang lebih menyenangkan.

Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan
, seperti hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun, semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif  pada diri siswa. Dapat dikatakan bahwa dalam tekni pembelajaran quantum learning lingkungan belajar harus diciptakan menyenangkan. Dalam The Accelerated Learning Handbook, Dave Meier, kata menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan yang dimaksud adalah bangkitnya minat untuk mendalamai materi, adanya keterlibatan penuh dalam proses pembelajaran, serta terciptanya makna pembelajaran, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Selanjutnya Meier menambahkan pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap diri siswa, dari pasif menjadi aktif, dari peismis menjadi optimis, dari bermalas-malasan menjadi semangat belajar.

Quantum
learning membahasakan kegembiraan dengan terbangunnya emosi positif, seseorang yang dapat membangun emosi positif di dalam dirinya, tentulah ia akan dapat menghadirkan suasana gembira. Lebih lanjut seorang ahli psikologi pembelajaran, Frederickson,  menyebutkan adanya empat keadaan emosi positif, antara lain: joy (kegembiraan), interest (ketertarikan), contentment (kepuasaan atau kelegaan), dan love (cinta atau kasih sayang). Bayangkan jika setiap selesai proses belajar mengajar, senantiasa memiliki emosi positif, dan akan melahirkan berpikir, bersikap dan berperilaku positif.

Apabila emosi positif terus dibangun, tentulah hal-hal yang berkaitan dengan kehormatan diri dan kepercayaan diri akan semakin meningkat. Dan akhirnya, keberhasilan dalam proses belajar mengajar pun tidak harus dicapai secara 100%. Keberhasilan dapat dicapai di bawah 100% asal kemudian pencapaian itu terus dapat ditingkatkan akibat dari rasa senang yang terus me
rasuki diri siswa. Dan proses peningkatan pencapaian kesuksesan dalam belajar atau mengajar hanya dapat tercapai dengan membangun emosi positif.

Roger Speryy, mengatakan bahwa otak memiliki dua belahan, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Menurutnya, kedua belahan otak tersebut bekerja sangat berbeda. Belahan otak kanan berpikir secara emosional dan belahan otak kiri secara rasional.
Dalam teknik qantum learning pembelajaran mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP) yaitu suatu penelitian tentang cara kerja otak dalam mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku, dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para guru dengan pengetahuan NLP dapat mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan yang positif, faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan “pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan. Maksudnya dengan memahami komponen-komponen otak dan mengetahui bagaimana otak bekerja akan membuat seseorang dapat belajar secara efektif dan menyenangkan.

Quantum
learning dapat didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Tubuh secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuannya adalah meraih sebanyak mungkin cahaya interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilan energi cahaya. Dan quantum learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.

Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, sepeti:
 teori otak, kanan/otak kiri; teori otak triune (3 in 1); pilihan modalitas (visual, auditorial, kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan holistic (menyeluruh); belajar berdasarkan pengalaman; belajar dengan simbol (metaphoric learning); dan Simulasi/permainan.

Jadi dapat disintesiskan
quantum learning adalah gabungan kegiatan yang seimbang antara bekerja dan bermain, dengan kecepatan yang mengesankan dan dibarengi dengan kegiatan yang menggembirakan. Serta efektif digunakan oleh semua umur.



Pelayanan Prima dan Percepatan Pembelajaran

Seperti diagendakan bersama, bahwa filosofis misi SMAPa adalah pelayanan prima. Sebagai indikator dari pelayanan prima, antara lain: 1) Menyediakan ketersediaan. Setiap petugas harus selalu siap pada saat-saat dibutuhkan dalam melayani konsumen, dalam hal ini guru kepada siswa, dan seterusnya. Tenaga pendidik dan kependidikan harus selalu siap dalam melaksanakan tugas secara profesional. 2) Meningkatkan keterjangkauan. Dengan kemajuan teknologi informasi segalanya menjadi dekat dan mudah. Tidak ada lagi sebuah alasan untuk tidak memahami informasi-informasi yang sedang hangat dan berkembang, semuanya ada di hadapan kita. Semuanya terjangkau, dengan adanya teknologi internet semuanya bisa diakses. Hal ini membutuhkan kepekaan terhadap kemajuan teknologi tersebut. 3) Meningkatkan kualitas dan relevansi layanan. Semua warga SMAPa harus memberikan kualitas dalam memberi pelayanan kepada yang membutuhkan, dan harus secara profesional. 4) Meningkatkan kesetaraan. Sesuai dengan konsep pendidikan universal dan pendidikan multikultural, semua warga harus memperoleh pelayanan prima. 5) Meningkatkan ketejaminan kuantitatif dan kualitatif. Pelayanan yang kita berikan harus memuaskan konsumen.

Kelima indikator pelayanan prima tersebut telah menjadi misi utama SMAPa dalam pengelolaan sekolah yang berbasis MBS (manajemen berbasis sekolah). Dalam proses pembelajaran quantum learning misi tersebut sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi akademis maupun non akademis. Dan dalam kurikulum 2013 misi tersebut sangat diperlukan sebagai roh proses pembelajaran.
Copyright © InsKreaSi Urang-kurai